Sampai pada prinsip ke-9 (sembilan) dari 24 prinsip  milyarder yang menerahkan dari Pak  Tung DW. Nah, pada prinsip ke-9 ini akan membuat kita selalu  berpikir untuk menemukan ide-ide baru dalam menjalankan bisnis atau  usaha Anda. Okay deh, langsung saja simak tulisannya, yah.
Ketika diawal – awal karier Pak Tung DW dan sampai akhir  ini pun Pak Tung DW masih punya hobi yaitu mentraktir orang-orang yang  jauh lebih sukses dari Pak Tung DW.
Dan ketika Pak Tung DW mentraktir mereka, Pak Tung selalu tanya satu  pertanyaan ini “Kapan Bapak mulai dari miskin menjadi kaya atau dari  kaya menjadi sangat kaya? Kapan situasi atau waktunya Bapak/ Ibu berubah  dari yang biasa2 menjadi kaya sekali? Percepatannya pada waktu itu  berada dimana?”
Dan sering kali mereka memberikan ide-ide  yang begitu luar biasanya: “Oh ya, pada waktu itu, Saya membebaskan  tanah dan akhirnya secara dahsyat saya menjadi sangat kaya”.
Nah kembali lagi pada saat Pak Tung DW menceritakan ide2 ini yang  sudah Pak Tung praktekan, dan pada waktu orang lain mendengar sering  kali orang tadi ngomong “Ya Tapi.. Ya  Tapi..”Contohnya: Ketika Robert Kiyosaki datang ke  Indonesia dan dia menceritakan “Bagaimana kita bisa membeli property  hanya dengan uang muka atau tanpa uang muka, cicilannya dibayar oleh  penyewanya masih surplus setiap bulan nya.”, Banyak orang ngomong: “Ya  tapi itu kan hanya bisa di Amerika, kalo di Indonesia kan tidak bisa”,  “Ya tapi kan di Indonesia bunganya 16% kalo kita utang, kalo disewakan  hanya 5% mana bisa..?”. Jadi dia tidak terbuka pikirannya..
Diawal – awal Pak Tung pertama kali baca buku Robert Kiyosaki, “Pak  Tung DW juga berpikir mana bisa, ya itu kan di Amerika, di Indonesia kan  lain”, dulu Pak Tung DW juga berpikir seperti itu. Ketika Pak Tung DW  belajar Bagaimana menjadi Jutawan atau Jutawan dalam U$ tadi yang bisa  dicerahkan dan mencerahkan. Kemudian Pak Tung DW berpikir “Kenapa  Tidak??” Bisa jadi. Dalam kondisi tertentu akhirnya rahasia ini  terbongkar, akhirnya Pak Tung DW tahu ternyata kita bisa membeli  properti hanya dengan uang muka cicilan nya dibayar oleh penyewanya dan  masih surplus setiap bulannya.
Dan sampai akhirnya Pak Tung DW membuat software dan membuktikan  ternyata bisa, komposisinya adalah tergantung dari berapa besar uang  mukanya, berapa lama cicilannya, dan kemudian berapa banyak penerimaan  kita. Kalo kita jago membuat nilai tambah, sedemikian sehingga  penerimaan kita meningkat, mendadak surplusnya lebih besar dan akibatnya  cicilannya jadi kecil.
Demikian juga dengan utang jika tahunnya lebih panjang makanya  cicilannya lebih kecil, kalo uang muka nya lebih besar berarti  cicilannya lebih kecil. Dengan teknologi ini bahkan akhirnya ketemu dan  dipraktekkan oleh murid murid Pak Tung juga dan Pak Tung DW  juga mempraktekannya, ternyata kita bisa beli property bahkan tanpa  uang muka 120% finance by Bank dan kita sewakan dan masih surplus setiap  bulannya. 
Contohnya : Kita beli kos-kosan, betul nilai market disitu  misalnya 5 Milyar. Dan ternyata yang jual adalah kepepet sekali, bener2  kepepet makanya dia jual. Okelah dia jual, dia mau pindah toko, baru  sengketa dan kita berikan dia nilai tambah dia: “JUAL CEPAT Cari orang  yang mau beli 5 Milyar”, tapi kita ngomong “betul kita jual 5 Milyar”,  tapi Pak Tung DW bayar ke kamu hanya 4 Milyar. “tapi Pak Tung DW akan  utang bank 5 Milyar boleh gak?”. Dan dijawab: “Oh boleh”. Setelah  dievaluasi Bank ternyata betul Bank nya bilang itu adalah 5 Milyar. Oke  kemudian mendapat kita finance 20%, difinance oleh Bank berarti sekitar 4  Milyar. Nah tergantung kalo bunganya berapa. Kemudian misalnya kita  angsurannya 70 juta karena diangsur bunganya sekian belas persen dan  angsurannya selama 15 tahun makanya cicilannya plus bunga adalah 73  juta. Ternyata bangunan yang 5 Milyar tadi itu ada sekian puluh kamar  yang dikos – koskan, dan kosnya dalam kondisi penuh.
Misalkan Kos tadi menghasilkan 60juta. Loh kan pak masih  tekor “yes bisa jadi”.
Tetapi ketika kita jago untuk membuat nilai  tambah untuk kos – kosan tersebut, kita bisa dapat untung.  Contohnya: Kita pasangin internet.  Dengan kita pasang internet, semua kamar wajib internet karena penuh,  setiap kamar penuh internet. Kalo Anda tidak tertarik boleh juga ganti,  tapi ini nilai tambah yang luar biasa. Hanya Rp. 10.000/hari akibatnya  satu bulan nambah Rp. 300.000/bulan/kamarnya Mendadak bisa jadi surplus  hasilnya.
Kemudian kita buat salon, kita buatin rumah makan atasnya kita kasih  menara BTS yang disewakan oleh perusahan – perusahaan telkom yang ada  butuh banyaknya di Indonesia, atau  dindingnya buat iklan. Segala macam kita buat nilai tambah, kamarnya  kita tambahin AC walaupun kita modalnya 1 juta tapi sewanya satu bulan  kita bisa nambah Rp. 200, 300rb/bulannya.
Nah sama persis, ini yang terjadi ketika kita fokus dan jago seperti  ini dengan pikiran kita yang harus selalu terbuka tadi, siapa tau bisa:  Mendadak kita akan temukan jalannya bisa.
Tapi kalo kita bilang “Ya tapi kalo itukan disini”. Nah dengan “ya  tapi kan begini” Mulai BEJ lagi, dan kita tidak tidak terbuka dan kita  STOP bertindak & tidak lakukan apa-apa, maka hasil kita jadi sedikit  juga.
Jadi selalu di prinsip ke 9 ini kita harus selalu terbuka terhadap  peluang-peluang dan ide-ide: Kalo dia bisa caranya gimana yah? Tepatnya  Bagaimana? Caranya aplikasikan disini bagimana? Dan sebagai akibat2 dari  pertanyaan2 seperti itu hidup kita akan lebih baik dengan berpikir  terbuka.
Nah, gimana? semoga kita mendapat pelajaran baru yang bermanfaat, dan  semoga kita selalu open mind dalam menjalani kehidupan ini. Tentunya  open mind untuk segala sesuatu yang baik baik saja yah.hehehe..
Salam Dahsyat
 
 



0 komentar:
Posting Komentar